Hai tabulampoter J
Setelah bisa menyiapkan media tanam yang dimodifikasi menjadi media tanam yang
subur dan gembur. Dan memilih bibit
tanaman buah unggulan yang kita sukai. Saatnya kita menanam…
Sebelum menanam, ada beberpa hal yang ingin saya luruskan, supaya tidak
bengkok he he he…
Pertama, menanam tanaman buah dalam pot tidak lah mudah (saya tidak
pakai kata “sulit” ea.. karena kesulitan akan bisa diatasi jika… … …(isi
sendiri titik-titiknya)). Siapa saja yang punya tanaman kemudian ada media
tanamnya, bisa menanam. Menanam butuh komitmen, apalagi menanam di pot. Tanah
yang subur salah satu cirinya gembur. Tanah gembur tidak bisa menyimpan air
dalam waktu lama. Untuk itu harus selalu disiram di pagi dan sore hari.
Kedua, sabar. Kita diajarkan oleh orang tua kita untuk selalu cepat. Saat baru lahir harus cepat berjalan, cepat bicara, cepat besar, cepat sekolah. Saat sekolah kita harus cepat bisa membaca, menulis dan berhitung. Cepat lulus sekolah, cepat kuliah, cepat tamat, cepat kerja, cepat naik jabatan, cepat kawin, cepat punya anak, cepat punya mobil, cepat punya rumah, cepat kaya, cepat sukses. Cepat, cepat, cepat. Perhatikan kalau di simpang empat lampu merah, yang berhenti atau lambat malah ditegur (diklakson). Hanya satu kita tidak ingin, yaitu cepat…mati. Nah menanam untuk mendapatkan hasilnya butuh waktu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun itu pun dilewati dengan menghadapi berbagai persoalan, bukan diam menunggu seperti patung. Bukan saja persoalan kehidupan, persoalan seperti hama, cuaca yang tidak bersahabat, dll harus dihadapi.
Ketiga, proses lebih penting dari hasil. Saya percaya proses yang baik biasanya menghasilkan hasil yang baik juga. Nah, proses yang baik ada kalanya membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Proses menanam adalah proses belajar. Belajar akan mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus pengalaman. Jika anda lebih percaya hasil, tidak usah repot-repot menanam dan buang-buang waktu, beli saja buah jenis apa saja yang anda sukai, mau berapa banyak, berapa harganya terserah anda. Bisa dibeli sekarang dan tidak pakai lama. Makan buahnya atau bagikan ke orang lain, selesai kan…?
Kedua, sabar. Kita diajarkan oleh orang tua kita untuk selalu cepat. Saat baru lahir harus cepat berjalan, cepat bicara, cepat besar, cepat sekolah. Saat sekolah kita harus cepat bisa membaca, menulis dan berhitung. Cepat lulus sekolah, cepat kuliah, cepat tamat, cepat kerja, cepat naik jabatan, cepat kawin, cepat punya anak, cepat punya mobil, cepat punya rumah, cepat kaya, cepat sukses. Cepat, cepat, cepat. Perhatikan kalau di simpang empat lampu merah, yang berhenti atau lambat malah ditegur (diklakson). Hanya satu kita tidak ingin, yaitu cepat…mati. Nah menanam untuk mendapatkan hasilnya butuh waktu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun itu pun dilewati dengan menghadapi berbagai persoalan, bukan diam menunggu seperti patung. Bukan saja persoalan kehidupan, persoalan seperti hama, cuaca yang tidak bersahabat, dll harus dihadapi.
Ketiga, proses lebih penting dari hasil. Saya percaya proses yang baik biasanya menghasilkan hasil yang baik juga. Nah, proses yang baik ada kalanya membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Proses menanam adalah proses belajar. Belajar akan mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus pengalaman. Jika anda lebih percaya hasil, tidak usah repot-repot menanam dan buang-buang waktu, beli saja buah jenis apa saja yang anda sukai, mau berapa banyak, berapa harganya terserah anda. Bisa dibeli sekarang dan tidak pakai lama. Makan buahnya atau bagikan ke orang lain, selesai kan…?
Jika setelah membaca ini, anda ingin membaca kelanjutan tulisan ini,
artinya anda bisa masuk ke stage
berikutnya..
Kembali ke laptop…Bibit tanaman buah Jambu MDH saya dapatkan langsung
di penangkarannya, di kota Binjai. Alasan saya memilih bibit tanaman jambu MDH
adalah untuk lebih mengenalkan varitas ini kepada masyarakat Indonesia umumnya,
khususnya warga Kota Medan. Varitas ini merupakan varitas unggulan provinsi
Sumater Utara. Penangkar bibit memiliki pohon indukan, mereka tidak hanya
menjual bibit saja, mereka juga berkebun jambu MDH, dalam pot!!!! Jumlahnya
ratusan, kalau rajin menghitung bisa ribuan!!! Saya tidak mau mengambil resiko
dengan bibit tanaman buah yang tidak jelas asalnya. Hal ini untuk menjaga
keaslian bibit, saya lebih memilih mendapatkan bibit dari tangan pertama,
bahkan saya sendiri yang memilih bibitnya dari ribuan bibit J. Apalagi kota Binjai
hanya 45 menit berkendara sepeda motor dari rumah saya di kawasan kecamatan
Medan Johor. Harga antara Rp 25.000 – 50.000. Apalah artinya uang yang
dikeluarkan dan jarak yang harus ditempuh. Waktu akan berlalu, dan setelah 1
tahun itu akan terbayar dengan buah yang manis. Pengalaman mengajarkan itu.
Jambu MDH saat ini menjadi tren tidak saja di kota Binjai sekitarnya,
tapi di seluruh penggemar jambu di Indonesia. Karena rasanya yang manis, daging
buah yang renyah, dalam 1 tahun sudah mulai belajar berbuah, mudah ditanam dan
merawatnya, dapat berbuah tanpa mengenal musim.
Pilih wadah yang anda sukai. Saya memilih pot berdiameter 50 cm dan
tinggi 30 cm, ukuran ini sudah pas jika akhirnya tanaman jambu telah tumbuh
maksimal. Pot campuran plastik dan karet ini tidak mudah pecah, dan pada sisi
pot tidak ada sambungan. Harganya berkisar Rp 35.000 (pada saat tulisan ini ditulis). Saya belum
tahu daya tahan pot ini. Sebagai contoh saya menanam bulan 10/2013 sampai tulisan
ini ditulis kondisi pot dan tanaman hidup aman nyaman dan tentram J. Ada pot seperti ini
dengan harga yang lebih murah, bedanya adalah pot dengan harga yang lebih murah
terdapat sambungan di sisi pot. Oh, ya… jangan lupa lubangi wadah tanamnya.
Untuk pot seperti ini, saya menggunakan bor tangan listrik. Sehingga lubang pot
menjadi rapi, cepat membuatnya dan tidak beresiko pot menjadi pecah. Saya
lubangi dasar pot sebanyak 4 lubang, dan pada sisi pot sebanyak 6 lubang dengan
ukuran diameter lubang 0,6-0,7 cm. Guna dari lubang ini sebagai lubang udara
bagi akar dan sebagai tempat mengalir
keluar air yang berlebih. Jika lubang terlalu besar akan menyebabkan
media tanam dalam wadah tanaman akan mudah keluar. Untuk mencegahnya tutup
lubang dengan pecahan keramik atau genting yang tidak rata.
Masukkan ke dalam pot sekam (kulit padi). Tempatkan di dasar pot
setinggi ±
5 cm dari dasar pot, kira-kira volumenya 8-9 liter (saya memakai ember ukuran 1
ember bervolume 8-9 liter sebagai acuannya). Saya lebih menyukai menggunakan
sekam (kulit padi), karena mudah mendapatkannya, relatif murah harganya. Sisa
air sangat mudah mengalir disela-sela sekam, dan akar tidak tergenang air. Akar
yang tergenang air bisa mengakibatkan akar tanaman menjadi busuk, mudah
terserang penyakit jamur, dll. Sekam yang ditempatkan di dasar pot juga akan
mencegah akar untuk menembus lubang pot.
Siapkan media tanam (campuran tanah + pupuk kandang + sekam) sebanyak ± 30 liter. Salah satu keuntungan menanam dalam pot adalah kita bisa memodifikasi media tanam yang menurut kita baik untuk tanaman (subur dan gembur) dalam jumlah sesuai kebutuhan. Di atas sekam, tambahkan sebagian media tanam, kira-kira volumenya 15 liter. Kemudian atur media tanam dengan cara seperti membuat lubang, sebagai dudukan bibit yang akan ditanam.
Siapkan bibit tanaman buah Jambu MDH. Siram terlebih dahulu bibit dalam
polibag. Agar saat dikoyak polibagnya, tanah tetap melekat dengan akarnya.
Setelah disiram baru dikoyak polibagnya mulai dari atas sampai ke bawah. Jaga
agar akar yang melekat di polibag dapat dilepaskan tanpa membuat akar menjadi
terputus. Masukkan seluruh akar dan tanah yang melekat pada bibit ke dalam pot
yang sudah berisi sekam dan sebagian media tanam. Pastikan posisi bibit tanaman
sudah dalam keadaan tegak, sehingga indah dipandang mata. Baru kemudian sisa
media tanam dimasukkan sedikit demi sedikit hingga batas tanah yang melekat di
bibit tertutup seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar