Rabu, 28 Agustus 2019

Jambu Kancing

Jambu Kancing atau di daerah lain dikenal dengan nama Jambu Bertih. Dinamakan jambu Kancing mungkin karena buahnya kecil seperti kancing. Walaupun ukuran sebenarnya lebih besar dari kancing. Jambu kancing berwarna merah dan memiliki rasa yang asam.
Dulu semasa saya kecil di tahun 80-an, jambu ini banyak dijumpai di pekarangan rumah. Masa itu untuk jajan sulit, karena uang jajan terbatas. Jadi kalau pengen ngemil tinggal minta jambu atau buah di halaman tetangga. Salah satunya Jambu Kancing ini adalah cemilan di masa kanak-kanak. Sekarang kalau pengen makan Jambu Kancing lebih sulit lagi, karena sudah jarang yang menanamnya. Mungkin karena rasanya yang asem.
Walaupun rasanya asem, namun masa kecil jambu ini rasanya tidak terlalu asem. Mungkin karena dulu masih anak-anak. Biar lebih nikmat makannya dengan bumbu rujak. Kalau malas bikin bumbu rujak dan pengen cepat, tinggal pakai garam dan cabe rawit yang digiling kasar.
Sekarang makan pakai bumbu rujak saja masih terasa asemnya. Makan 1-2 biji saja sudah gak kuat nahan asemnya.
Sekarang jambu ini ditanam di Planterbag dan menjadi hiasan halaman rumah. Ditanam di Planterbag ukuran 50 liter sudah bisa tumbuh baik dan berbuah. Tingginya tidak sampai 1 meter sudah bisa berbuah. Ukuran tanaman bisa ditata agar tidak terlalu tinggi. Kalau lagi berbuah rame dan menjuntai merah merona akan terlihat menggemaskan. Jadinya nostalgia masa kecil bisa kembali berulang sambil memetik dan menikmati asamnya Jambu Kancing.
Kalau berbuah banyak, kadang buahnya sampai rontok sendiri. Rontok karena sudah saatnya dipetik. Namun tidak kunjung dipetik karena tidak kuat banyak makan asam. Kalau buahnya banyak dan ada waktu, rencananya akan saya buat manisan saja. Biar buahnya tidak terlalu asam dan lebih nikmat dinikmati. Buah yang dibuat manisan akan lebih tahan lama. Bisa disimpan di kulkas dan bisa dinikmati kapan saja.

Jumat, 28 September 2018

Mulsa Anyam Antirumput

Mulsa anyam antirumput terbuat dari plastik yang dianyam. Bentuknya seperti plastik kemasan goni atau karung beras. Namun berbeda bahannya dengan goni beras. Bahan ini kuat dan tahan lama karena mengandung anti UV sehingga tidak mudah lapuk karena panas dan hujan. 


Cara penggunaannya dengan menghamparkannya di atas bagian tanah yang terdapat rumput liar. Rumput akan mati secara perlahan, karena matahari tidak dapat menembus mulsa. Akibatnya rumput tidak bisa melakukan fotosintesa. Dalam 2 minggu sudah terlihat bagian rumput liar yang sudah mulai kering, setelah 4 minggu biasanya rumput liar sudah mati. 
Mulsa anyam antirumput kuat dan tahan lama. Dengan cara yang sangat praktis, anda akan terbebas dari rumput liar selama 3 tahun. Rumput liar tidak akan tumbuh selama dipasang mulsa. Tidak perlu melakukan pembabatan rumput, menyemprot dengan roundap. Sehingga hemat biaya, tenaga dan waktu. Anda akan lebih fokus dalam merawat tanaman kesayangan di kebun. 
Cocok untuk anda yang sedang mulai membuka lahan yang akan ditanam tanaman baru (bibit). Tanah disekitar bibit yang baru ditanam, ditutupi dengan mulsa anyam, tempatkan bibit di tengah. Bibit yang baru ditanam akan terbebas dari gangguan rumput liar. Akar tanaman yang baru ditanam tidak perlu rebutan sumber hara dengan akar rumput liar. Kematian bibit tanaman yang baru ditanam bisa dicegah. Biaya menyisip tanaman baru sebagai pengganti bibit tanaman yang mati juga bisa dicegah. Karena mulsa ini dianyam, air hujan masih dapat menembus mulsa anyam antirumput. Tanah dibawahnya masih dapat menikmati air hujan dan oksigen. 
Untuk nursery atau penjual tanaman juga cocok. Lahan bersih bebas rumput liar. Polibag, Planterbag atau pot tanaman tinggal disusun di atas mulsa, terdapat garis di mulsa anyam antirumput, sebagai panduan menempatkan polibag, pot atau planter bag. Akar yang keluar dari polibag, Planterbag atau pot dapat dihambat untuk menembus langsung ke dalam tanah. 
#

Senin, 19 Februari 2018

Uret

Uret adalah bentuk larva dari kumbang kelapa. Selain kumbang kelapa ada juga jenis lainnya yaitu kumbang tanduk. Kumbang kelapa suka bertelur di tanah yang gembur, setelah telur menetas berubah menjadi larva yang disebut uret. Uret semakin dewasa akan berubah kembali menjadi kumbang kelapa. Di dalam tanah uret akan memakan akar tanaman.
Pengalaman saya menanam jambu air dengan menggunakan Planterbag. Media tanam yang digunakan dicampur dengan cocopeat. Setelah beberapa waktu tanaman jambu berbuah, namun buah jambu gampang rontok, daun terlihat layu seperti kurang penyiraman. Setelah diperiksa pada media tanam ditemukan uret.
Cocopeat diduga menjadi media pembawa telur kumbang kelapa atau uret. Karena pada saat cocopeat diproses tidak langsung dikemas, hanya ditumpuk di satu tempat terbuka. Setelah beberapa waktu baru dikemas dalam karung besar. Kemungkinan kumbang kelapa bertelur dan meletakkannya di dalam cocopeat. Pernah juga ditemukan beberapa uret di dalam cocopeat. Sebaiknya sebelum digunakan, cocopeat dijemur dibawah panas matahari atau direbus, untuk mematikan telur dan larva kumbang tanduk.
Upaya pengendalian tanaman yang mendapat serangan uret, dengan memberikan Furad*** pada media tanam, namun uret makanannya adalah akar tanaman tidak mati walaupun sudah diberikan Furad***. Bahkan sudah dicoba dengan menangkap uret dan ditempatkan di dalam cup plastik, kemudian diberikan Furad***, hasilnya uret masih hidup. Luar biasa.
Dari hasil googling ada jenis nematoda yang bisa digunakan untuk membasmi uret. Nematoda Steinernema akan menjadikan uret sebagai inangnya, dan akan hidup di dalam tubuh uret dan memakan bagian dalam uret. Setelah uret mati, nematoda Steinernema akan mencari dan berpindah ke uret lain yang masih hidup. Sayangnya belum ada  produk nematoda Steinernema yang dijual bebas. Karena masih dalam proses penelitian dan percobaan. Semoga saja bisa cepat dapat dijual bebas.
Jika menanam di dalam pot atau planterbag,  upaya lain adalah media tanam dibongkar dan diganti dengan media tanam yang baru. Sebaiknya media tanam yang lama tidak lagi digunakan, karena bisa saja ada uret yang tidak terlihat. Jika media tanam yang lama mau digunakan sebaiknya dijemur di bawah sinar matahari, sampai benar-benar kering dengan cara membalik media tanam beberapa kali.

Kamis, 26 Januari 2017

Jambu Kristal

Kita mengenal jambu biji atau jambu klutuk karena dalam jambunya terdapat banyak biji. Namun buah jambu biji justru bijinya tidak dapat dimakan, yang dimakan adalah daging buahnya. Bijinya dibuang, semakin banyak bijinya akan semakin banyak yang dibuang.
Jambu Biji Kristal adalah jenis jambu biji hasil mutasi residu Thailand Pak pada tahun 1991 di Kabupaten Kao Shiung, Taiwan. Jambu Biji Kristal bukan tanpa biji, namun jumlah bijinya sangat sedikit, hanya 3% dari buahnya, bijinya lunak sehingga dapat ikut dimakan. Buah ukuran 200-500 gram, berbentuk bulat, warna hijau mulus. Warna daging putih, saat menjelang matang teksturnya renyah, dan rasanya manis. Tekstur daun kaku dan adaptip.
Jambu Biji Kristal dapat ditanam di pot atau planterbag. Mudah dalam perawatan karena tanaman ini adaptif dengan iklim di Indonesia. Bibit perbanyakan sambung pucuk, sambung sisip atau cangkok. Mulai belajar berbuah 10-12 bulan sejak tanam.