Jambu Kancing atau di daerah lain dikenal dengan nama Jambu Bertih. Dinamakan jambu Kancing mungkin karena buahnya kecil seperti kancing. Walaupun ukuran sebenarnya lebih besar dari kancing. Jambu kancing berwarna merah dan memiliki rasa yang asam.
Dulu semasa saya kecil di tahun 80-an, jambu ini banyak dijumpai di pekarangan rumah. Masa itu untuk jajan sulit, karena uang jajan terbatas. Jadi kalau pengen ngemil tinggal minta jambu atau buah di halaman tetangga. Salah satunya Jambu Kancing ini adalah cemilan di masa kanak-kanak. Sekarang kalau pengen makan Jambu Kancing lebih sulit lagi, karena sudah jarang yang menanamnya. Mungkin karena rasanya yang asem.
Walaupun rasanya asem, namun masa kecil jambu ini rasanya tidak terlalu asem. Mungkin karena dulu masih anak-anak. Biar lebih nikmat makannya dengan bumbu rujak. Kalau malas bikin bumbu rujak dan pengen cepat, tinggal pakai garam dan cabe rawit yang digiling kasar.
Sekarang makan pakai bumbu rujak saja masih terasa asemnya. Makan 1-2 biji saja sudah gak kuat nahan asemnya.
Sekarang jambu ini ditanam di Planterbag dan menjadi hiasan halaman rumah. Ditanam di Planterbag ukuran 50 liter sudah bisa tumbuh baik dan berbuah. Tingginya tidak sampai 1 meter sudah bisa berbuah. Ukuran tanaman bisa ditata agar tidak terlalu tinggi. Kalau lagi berbuah rame dan menjuntai merah merona akan terlihat menggemaskan. Jadinya nostalgia masa kecil bisa kembali berulang sambil memetik dan menikmati asamnya Jambu Kancing.
Kalau berbuah banyak, kadang buahnya sampai rontok sendiri. Rontok karena sudah saatnya dipetik. Namun tidak kunjung dipetik karena tidak kuat banyak makan asam. Kalau buahnya banyak dan ada waktu, rencananya akan saya buat manisan saja. Biar buahnya tidak terlalu asam dan lebih nikmat dinikmati. Buah yang dibuat manisan akan lebih tahan lama. Bisa disimpan di kulkas dan bisa dinikmati kapan saja.
Dulu semasa saya kecil di tahun 80-an, jambu ini banyak dijumpai di pekarangan rumah. Masa itu untuk jajan sulit, karena uang jajan terbatas. Jadi kalau pengen ngemil tinggal minta jambu atau buah di halaman tetangga. Salah satunya Jambu Kancing ini adalah cemilan di masa kanak-kanak. Sekarang kalau pengen makan Jambu Kancing lebih sulit lagi, karena sudah jarang yang menanamnya. Mungkin karena rasanya yang asem.
Walaupun rasanya asem, namun masa kecil jambu ini rasanya tidak terlalu asem. Mungkin karena dulu masih anak-anak. Biar lebih nikmat makannya dengan bumbu rujak. Kalau malas bikin bumbu rujak dan pengen cepat, tinggal pakai garam dan cabe rawit yang digiling kasar.
Sekarang makan pakai bumbu rujak saja masih terasa asemnya. Makan 1-2 biji saja sudah gak kuat nahan asemnya.
Sekarang jambu ini ditanam di Planterbag dan menjadi hiasan halaman rumah. Ditanam di Planterbag ukuran 50 liter sudah bisa tumbuh baik dan berbuah. Tingginya tidak sampai 1 meter sudah bisa berbuah. Ukuran tanaman bisa ditata agar tidak terlalu tinggi. Kalau lagi berbuah rame dan menjuntai merah merona akan terlihat menggemaskan. Jadinya nostalgia masa kecil bisa kembali berulang sambil memetik dan menikmati asamnya Jambu Kancing.
Kalau berbuah banyak, kadang buahnya sampai rontok sendiri. Rontok karena sudah saatnya dipetik. Namun tidak kunjung dipetik karena tidak kuat banyak makan asam. Kalau buahnya banyak dan ada waktu, rencananya akan saya buat manisan saja. Biar buahnya tidak terlalu asam dan lebih nikmat dinikmati. Buah yang dibuat manisan akan lebih tahan lama. Bisa disimpan di kulkas dan bisa dinikmati kapan saja.